TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Terpuruk {5}



Terpuruk {5}

0"Apa yang terjadi, kenapa kalian datang dengan mimik wajah tegang kalian seperti itu, lekas beritahu aku apa yang terjadi seperti ini karena aku berhak tahu atas apa yang terjadi. apa adakah sesuatu kesalahan dari suatu hal yang ada di sini?" tanya Jiang Kang Hua kemudian.     
0

Untuk meudian, prajurit itu langsung berlutut dengan hormat di depan Jiang Kang Hua untuk kemudian prajurit itu pun berdiri.     

"Maafkan hamba, Panglima Jiang. Namun hamba harus bisa membuat banyak penjelasan sekarang. hamba sendiri tidak tahu harus mengatakan semuanya dari mana. Di perbatasan, seluruh prajurit kita dibantai dengan sangat nyata Panglima, dan beberapa bahan makanan yang ada di sana telah habis dengan sempurna, hamba sama sekali tidak mengerti kenapa hal ini terjadi, tapi saat hamba mencari bersama dengan rekan-rekan lainnya, hamba tidak bisa menemukan apa pun, hamba tidak tahu siapa sosok yang telah melakukan seperti ini, sebab yang ada hanyalah gumpalan kabut berwarna merah untuk sebelum semua prajurit mati dengan cara yang mengerikan Panglima. Hamba harus berbuat apa? Apa yang harus hamba lakukan untuk menangani semua ini?"     

Jiang Kang Hua kaget bukan main bagaimana tidak, dia sama sekali tak menyangka jika hal seperti ini bisa terjadi, bagaimana bisa semuanya menjadi seperti ini sebuah hal yang ada di luar dugaan yang membuat Jiang Kang Hua eksal bukan main.     

"Jadi, apakah ini artinya jika Selir Cheng telah mulai bergerak untuk kembali menyerang istana?" tanya Lee Huanran yang tampak penasaran. Jiang Kang Hua tampak diam, rahangnya mengeras mendengar ini semua.     

Cheng Wan Nian, ya, Jiang Kang Hua tahu betul siapa sosok itu, sosok yang tidak akan pernah menyerah apa pun yang terjadi, sosok yang akan membuat semuanya tidak akan bertahan denngan mudah. Dan sebelum keinginannya menjadi seorang Ratu di istana iblis tercapai, Jiang Kang Hua yakin jika Cheng Wan Nian tidak akan pernah berhenti sampai di situ saja.     

"Ya, ini adalah bukti jika Selor Cheng sudah mulai bergerak aku yakin kabar kelahiran Putra Mahkota sudah didengarnya dengan sangat nyata, dan itulaj membuat Selir Cheng semakin bernafsu untuk kembali kesini dan membuat semuanya menjadi lebih sulit. Dan kemungkinan besar jug ajika Selir Cheng akan memanfaatkan keadaan ini, tidak ada Yang Mulia Raja, dan kita hanya memiliki beberapa prajurit karena semua prajurit kita sudah banyak yang terbantai dengan sadis oleh mereka. malah-malah aku merasa jika Selir Cheng memiliki sebuah senjata yang bisa membunuh iblis tanpa menjadikannya abu, entah kenapa aku yakin dengan hal itu, katena prajurit kita bisa benar-benar mati dan tidak kembali menjadi iblis untuk selamanya."     

"Apa yang Panglima Jiang katakan adaah benar, biar bagaimanapun hamba juga sudah pernah merasakan bagaimana senjata itu menembus kulit, entah terbuat dari bahan apa tapi senjata itu sangat panas dan membuat tubuh hamba terbakar ketika dilukai, itulah sebabnya merupakan salah satu hal yang membuat para prajuirit yang mati tidak akan pernah bisa kembali untuk selamanya."     

Semua yang ada di sana langsung terdiam, mereka agakna bingung dengan apa yang hendka mereka lakukan sekarang, biungung. Dan bingung itu adalah hal yang mereka rasakan, jika dulu Jiang Kang Hua akan bertanya kepada Chen Liao Xuan tentang apa pun sekarang dia sama sekali tak bisa bertanya kepada siapa pun. Jiang Kang Hua sangat merindukan sosok seperti Chen Liao Xuan Raja yang paling bijasana selama yang dia mau. Lagi Jiang Knag Hua kembali menghela napas panang, dia tidak bis amengatakan banyak hal sekarang untuk sekarang sebuah hal yang besar terjadi, kembalinya kelompok yang sangat mengerikan dan hal itu sangat nyata sekali. setelah semuanya seperti ini apa yang bisa dia lakukan? Jiang kang Hua seolah hanya sendiri dan tidak punya penopang yang bisa dia andalkan seperti Chen Liao Xuan.     

"Bukankah apa yang telah menjadikan risau dirimu bisa diatasi oleh semua orang jika kita mampu untuk berpegangan tangan, Panglima Jiang?"     

Jiang Kang Hua menoleh, dia melihat Li Zheng Xi yang tampak berdiri sambil mengibaskan kopasnya, untuk kemudian dia memandang Jiang Kang Hua dengan senyuman tipisnya, sebuayh hal yang berada di luar nalar dan Jiang Kang Hua tak menampik kalau dia sanhat bahagia,. Dia merasa memiliki teman, dia merasa tak sendiri karena adanya Li Zheng Xi, dan benarkah jika Li Zheng Xi akan menemaninya? Akan membantunya sepenuh hati? Jiang Kang Hua sangat pemasaran dengan hal itu.     

"Penasihat Li?"     

"Sepertinya kau sedang dalam keadaan gundah, apa yang terjadu, Panglima Jiang? apakah kau meras ajika dirimu sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja? Jika benar seperti itu maka lekasah kesini, aku akan menemani dan mebantumu dalam melakukan banyak hal. Kita harus menjaga kerajaan ini agar tidak bisa diambil alih oleh Selir Cheng, dan menjadikan Putra Mahkota sebagai Raja selanjutnya adalah tugas kita sekarang,"     

Jiang Kang Hua tampak menitikan air mata kemudian dia menganggikkan kepalanya sebuah hal diluar nalar yang membuatnya terenyuh, karena sosok Li Zheng Xi setahunya adalah sosok yang enggan sekali ikut campur dalam masalah apa pun, salah sayu alasan kenapa Jiang kang hua selalu malas jika membahas masalah peperangan kepada Li Zheng Xi. Karena menjrut Li Zheng Xi itu bukan bagain dari dirinya dan dirinya enggan untuk membantu bahkan memberi masukan, dan sekarang Li Zheng Xi dengan baik hati akan mendukungnya, sebuah hal yang sangat menyenangkan sama sekali dan Jiang Kang Hua sangat bahagia dengan hal itu.     

"Apakah benar kau mau memnbantuku Penasiht Li? Apakah aku tak salah dengar?" tanya Jiang Kang Hua.     

Li Zheng Xi agaknya paham jika dia tidak memiliki hak sama sekali, dia tidak bisa memaksa Jiang Kang Hua untuk percaya dengannya bagaimanapun juga dia memag tidak pandai dalam masalah seperti ini.     

"Aku akan membantu sebisaku, mempertahankan istana ini, sampai Raja selanjutnya diangkay dengan cara nyata. lagi pula aku sendiri tidak tahu bagaimana caranya untuk kembali ke langit, atau malah aku tidak bisa kembali ke langit. bukankah sebagai Penasihat Raja yang sekarang Sang Raja tidak ada apa yang aku lakukan? tidak ada selain berdiri bersamamu untuk membantai para pengkhianat istana, senuah hal yang tidak aka pernah aku pikirkan jika mungkin aku akan berhadapan langsung dengan kekerasan, dengan darah dan lain sebagainya aku benar-benar tidak memiliki pengalam dengan hal itu dan aku mohon untuk bimbinganmu agar aku tidak merasa canggung banyak meminta bantuanmu, Panglia Jiang."     

Jiang Kang Hua kembali tersenyum kemudian dia menganggukkan kepalanya, dia sangat bahagia sekarang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.